Riaupintar.com -- Sebelum pelaksanaan wisuda, sebanyak 128 lulusan program Pendidikan Profesi Guru (PPG) Prajabatan Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan (FKIP) Univeritas Riau mangikuti prosesi Yudisium, Kamis 17 Oktober 2024 pagi di Hotel Jatra Pekanbaru.

Ketua Koordinator PPG FKIP UNRI Dr Elfis mengatakan jumlah lulusan PPG Prajabatan tahun 2023 sebanyak 128 orang dari 5 program studi yakni program studi Bahasa Indonesia, Matematika, PGSD, PPKN dan Penjas. Lama kuliah program PPG prajabatan ini selama 6 bulan.

Program PPG ini untuk mencetak generasi baru guru-guru Indonesia yang memiliki panggilan hati menjadi guru. Program PPG Prajabatan yang dilaksanakan FKIP Unri dalam upaya untuk mensiapkan calon guru untuk mengisi guru yang akan memasuki masa pensiun. Meraka juga harus siap ditempatkan dimana saja dimana tempat mereka dinyatakan lulus sebagai ASN guru PPPK.

"Peserta PPG 2023 gelombang pertama ini awalnya sebanyak 133 orang, namun yang lulus uji kompetensi program Pendidikan Profesi Guru sebanyak 128 orang," kata Elfis, Kamis 17 Oktober 2024.

Elfis mengatakan jumlah peserta PPG tahun 2022 sebanyak 268 dengan rincian gelombang pertama 63 peserta dan gelombang kedua 106 peserta. Tahun 2023, jumlah peserta PPG sebanyak 213 orang. Sedangkan 2024 mengalami peningkatan dimana gelombamg pertama sebanyak 230 orang dan gelombang kedua 283 sehingga total peserta PPG 2024 sebanyak 513 peserta.

" Saat ini peserta PPG gelombang pertama 2024 sedang menjalani UTBK," kata Elfis.

Dekan FKIP UNRI Prof Jimmi Copriady mengucapkam selamat kepada lulusan PPG gelombang pertama berjumlah 128 orang. Lulusan ini dilahirkan dari program studi yang mendapat gelar akreditasi unggul. Keunggulan ini akan menjadi pertimbangan dari kabupaten kota dan pemerintah pusat untuk merekrut tenaga guru.

" Jadi kita patut bersyukur lulusan PPG Prajabatan in dari akreditasi unggul dan ini menjadi nilai bagi pemerintah daerah dan pusat," kata Jimmi

Jimmi juga mengatakan program PPG Prajabatan ini untuk menjaga kesimbangan pemenuhan guru baik dari segi kualitas dan kuantitas. Dimana ada guru yang pensiun, sekolah baru dan ini membutuhkan pemenuhan guru. 

Yang nama profesi itu tidak harus konsep, tapi harus banyak mempunyai pengalaman lapangan dan harus terampil." Dengan pengalaman dan terampil ini menjadi modal bagi lulusan untuk menyusun kontruksi rencana kedepan," katanya

Jimmi juga menambahkan agar lulusan calon guru terus memperdalam kompetensinya dengan kemajuan ilmu pengetahuan. Kalau segi kognitif sudah dibuktikan dengan lulusan kompetensi dan di yudisium hari ini. Tinggal praktek dilapangan dan masyarakat yang akan menilainya," kata Jimmi. **